Seorang anak di acara kemping
musim panas menerima paket besar biskuit dari ibunya. Ia makan beberapa
keping, kemudian sisanya ia masukkan ke kotak yang ditaruh di bawah
tempat tidurnya. Keesokan harinya, setelah makan siang, ia pergi ke
tendanya untuk makan biskuit. Ternyata, kotak kuenya hilang.
Anak
itu lalu melaporkan kepada seorang pembinanya. Sore itu sang pembina
melihat anak lain bersembunyi di balik pohon sedang makan biskuit yang
dicurinya. Ia mendatangi anak yang kuenya dicuri.
“Charlie,” katanya, “Saya menemukan siapa yang mencuri kuemu.”
“Apakah Bapak akan menghukumnya?“ anak itu bertanya dengan gugup, takut bila suatu saat si pencuri marah padanya.
“Tidak,
itu hanya akan membuat ia membenci kamu dan membenci saya,” jelas si
pembina. “Kita akan memberinya pelajaran. Saya ingin kamu meminta ibumu
untuk mengirimkan biskuit lagi.”
Beberapa hari kemudian kotak biskuit kedua pun tiba.
“Ok,”
kata si pembina. “Aku melihat anak laki-laki yang mencuri biskuitmu
duduk di tepi danau. Saya ingin pergilah kau ke sana dan berbagi biskuit
dengan anak itu.”
“Apa?!” tanya anak itu.
“Coba saja,” kata si pembina. “Lihat apa yang akan terjadi.”
Setengah
jam kemudian pembina kemping itu melihat dua anak laki-laki menuruni
bukit, mengobrol, bercanda, dan bergembira satu sama lain. Bukannya
hukuman, si pencuri malahan menerima hadiah, hadiah berbagi dan
pengampunan.
Mungkin kita semua akan lebih baik, jika berpikir
sedikit tentang hukuman dan lebih berpikir tentang bagaimana memberikan
pelajaran yang tepat. (Bits & Pieces)
Sumber : Intisari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar