Rabu, 19 Oktober 2016

KLEPTOMANIA, MENCURI KARENA OBSESI



Kleptomania merupakan kecenderungan untuk mencuri barang yang disebabkan karena obsesi, serta barang yang akan dicuri biasanya memiliki nilai nominal yang rendah. Kleptomania termasuk gangguan penguasaan diri, di mana ketika keinginan untuk mencuri muncul, penderita tidak sanggup mencegahnya. Pencurian tidak dirancanakan, tapi merupakan tindakan atas dorongan sesaat saja. Sebelum melakukan pencurian, penderita merasakan ketegangan dan keresahan, lalu ia akan merasa lega dan puas setelahnya.

Penyebab:
Penderita kleptomania menyadari bahwa perbuatannya salah dan acap kali merasa tertekan dan sedih. Gangguan psikologis ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya pola asuh yang salah ketika kecil, atau karena kejadian traumatis yang pernah dialami. Orang dengan kleptomania sering memiliki dangguan kejiawaan lain, seperti gangguan mood, depresi dan kecemasan
Sebagian besar adalah perempuan?
Sebuah penelitian di Stanford University mengungkapkan, 62,5 persen penderita kleptomania adalah perempuan, sementara 37,5 persen sisanya adalah laki-laki. Usia rata-rata saat didagnosis positif mengidap gangguan kejiwaan ini adalah 45,6 tahun

Gejala :
1.      Kecenderungan tak tertahan untuk mencuri mereka umumnya melakukan pencurian tanpa perencanaan dan setelah itu tak jarang mereka membuang barang-barang hasil curiannya. Hal tersebut disebabkan karena sebenarnya mereka lebih tertarik pada kegiatan mencuri itu sendiri
2.      Kegiatan pencurian tidak terkait dengan penggunaan pribadi atau kebutuhan keuangan
3.      Merasa senang dan puas ketika mencuri
4.      Merasa adanya peningkatan ketegangan tepat sebelum mencuri

Pengobatan :
1.      Konseling dan terapis
Kegiatan konseling ini ditujukan untuk menangani masalah psikologis yang berkontribusi pada kleptomania itu sendiri
2.      Bantuan orang terdekat
Peran keluarga dan orang-orang terdekat lainnya tentu sangat besar. Namun soal kesembuhan, sangat tergantung dari ketegangan yang dia lakukan, bisa keluar atau tidak dari situasi tersebut

Sumber : psychologytoday & www.psikologid.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar