ALKISAH dalam suatu peperangan
yang sengit, kaum muslimin terdesak. Mereka berada dalam suasana
genting, dikepung musuh. Tak berdaya, bingung, dan hampir saja menyerah.
Namun
kemudian Allah Ta’ala memberi ilham ingatan pada salah satu mujahid
yang turut serta dalam peperangan tersebut. Ia mengingat bahwa
Rasulullah pernah menyebut sebuah nama yang jika ia berdoa, niscaya
doanya pasti diijabah.
Maka, mujahid ini pun mencari salah satu
sahabat itu. Ia hendak memintanya memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala.
Salah satu lafal dalam doa yang dipanjatkan itu adalah, “Aku minta
bahu-bahu mereka.” Lantas, apa yang kemudian terjadi?
Abdullah Azzam menjelaskannya dalam “Tarbiyah Jihadiyah”.
“Belum
sampai tangannya turun ke bumi, musuh mereka telah mengalami
kekalahan.” Inilah sahabat yang mulia. Sahabat yang namanya begitu
harum, disebut-sebut dalam majelis para malaikat.
Inilah sahabat yang disebutkan dalam salah satu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
“Berapa
banyak orang kusut rambutnya, berdebu wajahnya, berpakaian dua kain
usang, serta tidak dihiraukan manusia.” Akan tetapi, lanjut Nabi, “Kalau
dia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah akan mengabulkan sumpahnya
itu.”
Pungkas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
sebagaimana termaktub dalam “Shahih al-Jami’ as-Shaghir”, “Di antara
mereka adalah Bara’ bin Malik.”
Abdullah bin Azzam menjelaskan,
“Mereka inilah orang yang tertolak dari semua pintu rumah karena rendah
statusnya dalam pandangan orang.”
Padahal, “orang-orang semisal
itulah yang menyelamatkan manusia dari kehancuran dan menjaga mereka
dari mala petaka dan siksa Ilahi.”
Kemuliaan bukan terletak pada
harta, rupa ataupun jabatan. Kemuliaan adanya dalam hati sebab kualitas
iman dan taqwa seseorang. Karenanya, semoga Allah Ta’ala kurniakan sifat
rendah hati kepada kita, agar tidak memandang remeh kepada siapa pun,
apalagi mengolok-oloknya. Sebab, ia yang diremehkan atau diolok-olok
bisa jadi lebih mulia dari kita.
Cr : @MuslimIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar